(PTK) Peningkatan Kemampuan Menghitung perkalian dengan Menggunakan Media Benda-benda Terdekat pada Pelajaran Matematika Siswa Kelas IV

Judul:
Peningkatan Kemampuan Menghitung perkalian dengan  Menggunakan Media Benda-benda Terdekat pada Pelajaran Matematika Siswa Kelas IV SDN Kludan
BAB I
PENDAHULUAN
PTK Matematika SD

   1.1      Latar Belakang Masalah
           

Secara umum matematika merupakan pelajaran yang dianggap sulit dan tidak disukai oleh siswa. Hal ini sesuai dengan hasil angket siswa kelas IV SDN Kludan  yang menyatakan bahwa 45 % siswa tidak menyukai pelajaran matematika dan merasa sulit untuk mengikutinya. Oleh karena itu hasil pembelajaran matematika tidak sesuai dengan yang diharapkan. Bahkan Mulyana (2001) dalam kata pengantarnya menyatakan bahwa nilai matematika berada pada posisi yang paling bawah, sehingga tidak heran kalau nilai matematika dipakai sebagai tolak ukur dari kecerdasan siswa.

Kalau kita kaji lebih dalam hal tersebut bukan merupakan kesalahan siswa semata tetapi dapat juga disebabkan oleh faktor guru itu sendiri sebagai pendidik .Kekurangan guru yang biasa dilakukan  dalam kegiatan belajar mengajar adalah mengambil jalan pintas dalam pembelajaran, memberi hukuman tanpa melihat lataar belakang kesalahan, menunggu siswa berbuat salah, mengabaikan perbedaan siswa, merasa paling pandai, tidak adil, memaksa hak siswa, (Mulyasa, 2005:20). Namun menurut hasil pengamatan peneliti kesalahan yang biasa dilakukan guru dalam membelajarkan matematika di tempat peneliti hingga siswa cepat menjadi bosan  adalah (1) Dalam membelajarkan matematika guru hanya berpedoman pada buku pegangan. (2) Penyampaian konsep sarat dengan hafalan-hafalan. (3) Kegiatan pembelajaran masih monoton. (4) Kurang memperhatikan keterampilan prasarat.

Keterampilan prasarat memang sangat diperlukan dalam pembelajaran, hal tersebut seperti yang dikemukakan oeh Gagne (dalam Degeng:1997:4) bahwa setiap mata pelajaran mempunyai prasarat belajar  (learning prerequisites). Dalam hubungannya dengan pembelajaran matematika maka keterampilan prasarat yang harus dikuasai siswa umumnya adalah hitung dasar yang meliputi: penjumlahan, pengurangan, perkalian, dan pembagian  .Sebaik apapun konsep matematika yang disampaikan oleh guru pada pembelajaran matematika namun bila siswa tidak menguasai hitung dasar sebagai keterampilan prasaratnya maka hasil pembelajaran kurang memuaskan.  PTK Matematika SD

Berdasarkan hasil ulangan harian siswa kelas IV SDN Kludan tahun pelajaran 2005-2006 smester I tentang perkalian bersusun menunjukkan bahwa 20% siswa menguasai secara tuntas, 35% siswa agak menguasai,dan 45% kurang menguasai pada hal pada pembelajaran matematika sehari-hari guru sudah menjelaskan secara lisan, ditulis di papan tulis, memberi contoh, bahkan memberikan soal-soal latihan tentang perkalian bersusun, dan juga siswa sudah diberi kesempatan untuk bertanya ketika guru mengajar, namun sedikit sekali mereka yang mengajukan pertanyaan. Ketika guru balik bertanya  hanya beberapa siswa yang  dapat menjawab pertanyaan guru dengan benar, itupun karena siswa tersebut  memang pandai di kelasnya. Dan bila diberi tes perkalian rata-rata hasilnya rendah.

Rendahnya penguasaan kemampuan hitung perkalian kemungkinan besar dikarenakan guru kurang tepat dalam memilih cara atau media dalam pembelajaraan. Siswa kelas IV cara berfikirnya masih pada benda konkrit, sementara guru tidak memperhatikan hal tersebut sehingga dimungkan siswa mengalami kesulitan.

Berdasarkan masalah di atas peneliti akan berupaya meningkatkan  kemampuan menghitung perkalai dengan media benda-benda sekitar yang dekat dengan siswa antara lain dengan jari tangan dan kartu bilangan. Dengan menggunakan media tersebut diharapkan siswa dapat meningkatkan kemampuan hitung perkalian, lebih baktif, kreatif sehingga lebih banyak siswa yang mencapai ketuntasan dalan hafalan perkalian sampai bilangan 100, perkalian bersusun dan operasi perkalian

1.2    Perumusan Masalah          
Berdasar uraian di atas maka penelitian ini ditekankan pada peningkatan kemampuan menghitung perkalian dengan media benda-benda terdekat pada pelajaran matematikan sisqa kelas IV SDN Kludan. Dengan demikian dapat dirumuskan permasalahan sebagaai berikut:
Bagaimana menggunakan media benda-benda terdekat dapat meningkatkan kemampuan menghitung siswa kelas IV SDN Kludan?

1.3    Tujuan Penelitian

Sesuai dengan pernyataan peneliti yang telah dirumuskan , tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah meningkatkan kemampuan menghitung perkalian siswa kelas IV SDN Kludan, dengan menggunakan media benda-benda terdekat.

1.4    Manfaat Penelitian

Adapun manfaat penelitian tindakan kelas ini adalah:
  1. Bagi siswa penelitian ini bermanfaat untuk meningkatkan aktivitas belajarKerja sama , dan kemampuan menghitung perkalian.
  2. Bagi guru sebagai peneliti untuk meningkatkan profesionalisme dan        mendorong peneliti untuk melaksanakan penelitian serupa lebih lanjut.
  3. Bagi guru sejawat untuk memberikan motivasi serta referensi model-model pembelajaran yang positif.
  4. Dengan adanya guru-guru mengadakan penelitian tindakan kelas berarti pembelajaran di kelas lebih berkualitas sehingga terjadi perubahan positif. PTK Matematika SD

1.5    Batasan Istilah        
Adapun batasan istilah yang digunakan dalam penelitian ini sebagai berikut:
  1. Kemampuan yang dimaksud dalam penelitian ini adalah kesanggupan atau   Kecakapan untuk melakukan sesuatu, Kemisa (1997).
  2. Menghitung perkalian adalah hitung perkalian dan Pembagian yang di ajarkan pada kelas IV SD yang meliputi: Menghafal perkalian dan pembagian sampai bilangan 100, hitung perkalian bersusun, dan operasi perkalian.
  3. Media benda-benda terdekat adalah alat Bantu pembelajaran dengan menggunakan benda-benda terdekat seperti kartu bilangan dan jari tangan.  

Bab II
KAJIAN PUSTAKA
PTK Matematika SD 

2.1     Strategi  Pembelajaran Matematika di Sekolah Dasar
          
Pembelajaran didevinisikan sebagai upaya untuk membelajarkan siswa Degeng (1997:1). Bertolak dari devinisi tersebut pembelajaran dapat diartikan sebagai suatu kegatan yang memberikan fasilitas belajar yang baik sehingga terjadi proses belajar. Pemberian fasilitas belajar bagi siswa memerlukan suatu strategi, yaitu strategi pembelajaran. Strategi pembelajaran matematika adalah kegiaatan yang dipilih oleh pengajar (guru) dalam proses pembelajaran yang dapat memberikan fasilitas belajara sehingga memperlanacar tujuan belajar matematika Hudoyo (dalam Harmini: 2003:9)

Pendidikan matematika di sekolah dasar merupakan basis pendidikan dalam membentuk insan Indonesia seutuhnya, seperti diisyaratkan dalam kebijakan-kebijakan pemerintah dari tahun ketahun. Lulusan sekolah dasar diharap dapat membekali dirinyaa dengan kemampuan-kemampuan yang memungkinkan mereka mau dan mampu menata kehidupan yang lebih layak baik dalam proses pendidikan formal selanjutnya maupun dalam kehidupan di tengah-tengah masyarakat. Sasaran tersebut dapat terjangkau jika program pembelajaran di sekolah memenuhi basis pendidikan bermutu.

Dalam Depdikbut (1993) disebutkan bahwa pembelajaran matematika di sekolah dasar berfungsi sebagai pengembang kemampuan berkomunikasi dengan menggunakan bilangan - bilangan  smbol-simabol serta ketajaman penalaran yang dapat membantu memperjelas dan mempermuda menyelesaikan permasalahan dalam kehidupan sehari-hari. Lebih lanjut pada jenjang sekolah dasar diutamakan agar siswa mengenal, memahami serta mahir menggunakan bilangan dalam kaitannya dengan praktek kehidpupan seharai-hari.

Sejalan dengan fungsi pembelajaran matematika di sekolah dasar disebutkan  tujuan umum pendidikan matematika di sekolah dasar adalah belajar bernalar ,pembentukan sikap siswa, dan keterampilan dalam dalam menerapkan matematika.

Jadi dalam setiap pembelajaran matematika di sekolah dasar guru tidak  cukup hanya memahami konsep hafalan-hafalan, tetapi lebih dari itu guru harus lebih dapat membuat bagaimana nalar serta sikap siswa terbentuk.untuk itu guru wajib berupaya mengembangkan diri dalam profesinya.

2.2    Peranan Media Pembelajaran      

Pengertian media pendidikan menurut Aqip (2003:79) adalah segala sesuatu yang digunakan untuk menimbulkan kegiatan belajar mengajar yang memungkinklan siswa untuk memperoleh atau mencapai pengetahuan, keterampilan, dan perubahan sikap.

Penertian ini bukan merupakan satu-satunya pengertian yang paling tepat melainkan hanya merupakan salah satu jalan untuk mengambil consensus dari adanya bermacam-macam istilah dan batasan. Disamping itu pengertian ini perlu dirumuskan dengan maksud terdapatnya suatu landasan berpijak yang menjadi titik berangkat guna  pembahasan lebih lanjut. PTK Matematika SD

Media pendidikan mempunyai beberapa fungsi  yaitu fungsi sosial, fungsi edukafif, fungsi ekonomi,  fungsi politik, dan fungsi budaya, Hamalik (1980). Dalam hubungannya dengan fungsi edukatif  media pendidikan mempunyai beberapa ciri yaitu: 
  1. Media pendidikan identik artinya dengan alat peraga  yang berarti alat yang bisa diraba, dilihat, didengar, dan diamati oleh panca indra.
  2. Tekanan utama terdapat pada benda atau hal yang dapat didengar atau di lihat.
  3. Media pendidikan digunakan dalam rangka hubungan (komunikasi) dalam pengajaran antara guru dan murid.
  4. Media pendidikan adalah semacam alat bantu belajar mengajar, baik dalam kelas maupun di luar kelas.
  5.  Media pendidikan mengandung aspek–aspek sebagai alat dan teknik yang       sangat erat hubungannya dengan metode mengajar.

Media merupakan alat Bantu belajar dan mengajar. Alat ini hendaknya ada ketika dibutuhkan ubntuk memenuhi kebutuhan siswa dan guru yang menggunakannya. Agar kebutuhan yang beragam dari kurikulum dan siswa secara individu dapat terpenuhi, maka suatu variasi yang luas dan berjumlah besar memang diperlukan. Jika guru mengajar tanpa menggunakan atau dilengkapi dengan peralatan yang diperlukan (media) untuk melaksanakan tugasnya maka hasilnya akan kurang memuaskan dan tak dapat dipertanggungjawabkan.

Media pendidikan mempunyai dampak yang berarti bagi siswadan citra diri mereka, jika media tersebut dipilih secara tepat dan ceramat dengan mempertimbangkan cirri-ciri media dan karakteristik siswa. Media pendidikan akan lebih efektif dan efisien penggunaannya jika guru sudah terlatih dan terbiasa menggunakannya.

Mengingat betapa penting peran media pendidikan  dalam kegiaatan belajar mengajar  maka dalam setiap pembelajaran hendaknya menggunakan media pendidikan. Media pendidikan yang baik hendaknya disesuaikan dengan karakter siswa  dan juga dikenal oleh siswa. Media yang dikenal siswa adalah benda-benda terdekat atau di lingkungan  sekitar siswa.  

BAB III
PELAKSANAAN PENELITIAN
PTK Matematika SD 

3.1    Pendekatan dan Jenis Penelitian
Berdasar pada latar belakang penelitian , maka pendekatan penelitian ini adalah

Pendekatan penelitian kualitatif. Pendekatan kualitatif mempunyai karakteristik sebagaimana dilakukan oleh Sugiano, (dalam  Harmini:2004:21) antara lain (1) kondisi objek alamiah,(2) peneliti sebagai objek utama,(3) kaya akan data yang bersifat deskriptif keadaan, (4) analisis dilakukan secara induktif (dari contoh ke kesimpulan atau dari khusus ke umum) dan berlangsung sejak dimulai sampai pengumpulan data selesai, (5) pengumpulan data dilakukan secara simultan atau berkesinambungan, baik dalam hal metode, sumber, dan pengumpulan data. 

Pendekata kualitatif dalam penelitian ini digunakan untuk menelusuri dan mendapatkan gambaran secara jelas tentang fenomena yang tampak selama pembelajaran berlangsung. Fenomena yang dimaksud adalah situasi kelas dan tingkah laku siswa selama proses pembelajaran berlangsung.

3.2    Model Penelitian

Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas (action reseach) karena penelitian ini dilakukan untuk memecahkan masalah di kelasdan dilakukan sesuai dengan langkah – langkah pada penelitian tindakan kelas. Penelitian tindakan kelas dilakukan dengan diawali oleh suatu kajian terhadap suatu masalah secara sistematis. Hasil kajian digunakan sebagai dasar untuk mengatasi masalah .Dalam proses perencanaan yang telah disusun dilakukan observasi dan evaluasi dan hasilnya difahami sebagaai masukan untuk melakukan refleksi atas apa yang terjadi pada tahapan perencanaan. Tahapan-tahapan di atas dilakukan berulang-ulang dan bersinambungan sampai suatu kualitas keberhasilan tertentu dapat tercapai, Wibawa (2004:4).

Dalam penelitian ini guru bekerjasama dengan mitra kalaborasi yaitu guru kelas IV dan teman sejawat. Hal ini dimaksudkan agar konsentrasi guru dalam mengajar tidak terbelah oleh hal-hal lain. Dengan cara ini diharapkan akan didapatkan data yang seobjetif mungkin demi kefalidan data yang diperlukan.

3.3    Tempat, Waktu, dan Subjek Penelitian 
Penelitian ini dilakukan di SDN Kludan Kecamatan Tanggulangin Kabupaten Sidoarjo. Alasan pemilihan lokasi ini adalah peneliti mengajara di SD tersebut dan lokasi SD ini berada di tengah kota Kecamatan Tanggulangin. Penelitian ini dilaksanakan mulai September sampai bulan November tahun 2006 smester I, pada kelas IV SDN Kludan Tanggulangin dengan jumlah siswa 49 anak yang terdiri atas 24 siswa putra dan 25 siswa putrid.

3.4    Data dan Sumber Data 
Data yang diperoleh diambil dari hasil kegiatan yang berhubungan dengan  pembelajaran matematika hitung perkalian dan pembagian pada siswa kelas IV SDN kludan. Adapun data yang diperoleh dalam penelitian ini adalah: (1) data dari angket siswa, pengamatan peneliti terhadap hasil pembelajaran matematika, dan dari hasil wawancara peneliti dengan guru kelas IV, (2) Dari hasil catatan perilaku siswa selama pembelajaran berlangsung, (3) dari hasil belajar siswa melalui tes yang dilakukan selama proses pembelajaran perkalian dan pembagian.


PTK Matematika SD  ini memeng belum lengkap, nah untuk mendapat ptk yang lengkap silahkan klik tombol download dibawah ini 
Sumber : Sarjanaku.com

0 Comments:

Posting Komentar