PROPOSAL
PENELITIAN TINDAKAN KELAS
( PTK )
MENINGKATKAN MOTIVASI DAN PRESTASI BELAJAR IPA DENGAN METODE PEMBELAJARAN DISCOVERY PADA SISWA KELAS V DI SDN PAGAK 04
KECAMATAN PAGAK KABUPATEN MALANG
TAHUN PELAJARAN 2007/2008
OLEH :
PEMBAYUN SEKARWIYATI, S.Pd.
NIP. 196005171981122005
DINAS PENDIDIKAN
UPTD TK/SD DAN PLS KECAMATAN PAGAK
SEKOLAH DASAR NEGERI PAGAK 04
KECAMATAN PAGAK
KABUPATEN MALANG
PROPOSALPENELITIAN TINDAKAN KELAS( PTK )
Meningkatkan Motivasi dan Prestasi Belajar IPA dengan Metode
Pembelajaran Discovery Pada Siswa Kelas V di SDN Pagak 04 Kecamatan
Pagak Kabupaten Malang Tahun Pelajaran 2007/2008
A. Latar Belakang Masalah
Sistem pendidikan di Indonesia ternyata telah mengalami banyak
perubahan. Perubahan-perubahan itu terjadi karena telah dilakukan
berbagai usaha pembaharuan dalam pendidikan. Akibat pengaruh itu
pendidikan semakin mengalami kemajuan.
Sejalan dengan kemajuan tersebut, maka dewasa ini pendidikan di
sekolah-sekolah telah menunjukkan perkembangan yang sangat pesat.
Perl~emangan itu terjadi karena terdorong adanya pembaharuan tersebut,
sehingga di dalam pengajaranpun guru selalu ingin menemukan metode dan
peralatan baru yang dapat memberikan semangat belajar bagi semua siswa.
Bahkan secara keseluruhan dapat dikatakan bahwa pembaharuan dalam sistem
pendidi kan yang mencakup seluruh komponen yang ada. Pembangunan d
bidang pendidikan barulah ada artinya apabila dalam pendidiakn dapat
dimanfaatkan sesuai dengan kebutuhan masyarakat dan bangsa Indonesia
yang sedang membangun.
Pada hakekatnya kegiatan beiajar mengajar adalah suatu proses interaksi
atau hubungan timbal balik antara guru dan siswa dalam satuan
pembelajaran. Guru sebagai salah satu komponen dalam proses belajar
menganjar merupakan pemegang peran yang sangat penting. Guru bukan hanya
sekedar penyampai materi saja, tetapi lebih dari itu guru dapat
dikatakan sebagai sentral pembelajaran.
Sebagai pengatur sekaligus pelaku dalam proses belajar mengajar, gurulah
yang mengarahkan bagaimana proses belajar mengajar itu dilaksanakan.
Karena itu guru harus dapat membuat suatu pengajaran menjadi lebeh
efektif juga menarik sehingga bahan pelajaran yang disampaikan akan
membuat siswa merasa senang dan merasa perlu untuk mempelajari bahan
pelajaran tersebut.
Guru mengemban tugas yang berat untuk tercapainya tujuan pendidikan
nasional yaitu meningkatkan kualitas manusia Indonesia, manusia
seutuhnya yang beriman dan bertakwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa,
berbudi pekerti luhur, berkepribadian, berdisiplin, bekerja keras,
tangguh, bertanggung jawab, mandiri, cerdas dan terampil serta sehat
jasmani dan rohani, juga harus mampu menumbuhkan dan memperdalam rasa
cinta terhadap tanah air, mempertebal semangat kebangsaan dan rasa
kesetiakawanan sosial. Sejalan dengan itu pendidikan nasional akan mampu
mewujudkan manusia-manusia pembangunan dan rnembangun dirinya sendiri
serta bertanggung jawab atas pembangunan bangsa. Depdikbud (1999).
Berhasilnya tujuan pembelajaran ditentukan oleh banyak faktor di antaranya adalah faktor guru dalam melaksanakan proses belajar
mengajar, karena guru secara langsung dapat mempengaruhi, membina dan
meningkatkan kecerdasan serta keterampilan siswa. Untuk mengatasi
permasalahan di atas dan guna mencapai tujuan pendidikan secara
maksirnal, peran guru sangat penting dan diharapkan guru memiliki
cara/model mengajar yang baik dan mampu memilih model pembelajaran yang
tepat dan sesuai dengan konsep-konsep mata pelajaran yang akan
disampaikan.
Untuk itu diperlukan suatu upaya dalam rangka meningkatkan mutu
pendidikan dan pengajaran salah satunya adalah dengan memilih strategi
atau cara dalam menyampaikan materi pelajaran agar diperoleh peningkatan
prestasi belajar siswa khususnya pelajaran IPA. Misalnya dengan
mcmbimbing siswa untuk bersama-sama terlibat aktif dalam proses
pembelajaran dan mampu membantu siswa berkembang sesuai dengan taraf
intelektualnya akan lebih menguatkan pemahaman siswa terhadap
konsepkonsep yang diajarkan. Pemahaman ini memerlukan minat dan
motivasi. Tanpa adanya minat menandakan bahwa siswa tidak mempunyai
motivasi untuk belajar. Untuk itu, guru harus memberikan suntikan dalam
bentuk motivasi sehingga dengan bantuan itu anak didik dapat keluar dari
kesulitan belajar. Sehingga nilai rata-rata mata pelajaran IPA yang
diharapkan oleh guru adalah 90,00. Contoh Proposal PTK
Berdasarkan pengalaman penulis di lapangan, kegagalan dalam belajar
rata-rata dihadapi oleh sejumlah siswa yang tidak memiliki dorongan
belajar. Sehingga nilai rata-rata mata pelajaran IPA sangat rendah yaitu
mencapai 50,00. Hal ini disebabkan karena guru dalam proses belajar
mengajar hanya menggunakan metode ceramah, tanpa menggunakan alat
peraga, dan materi pelajaran tidak disampaikan secara kronologis.
Untuk itu dibutuhkan suatu kegiatan yang dilakukan oleh guru dengan
upaya membangkitkan motivasi belajar siswa, misalnya dengan membimbing
siswa untuk terlibat la.ngsung dalam kegiatan yang melibatkan siswa
serta guru yang berperan sebagai pembimbing untuk menemukan konsep IPA.
Motivasi tidak hanya menjadikan siswa terlibat dalam kegiatan akademik,
motivasi juga penting dalam menentukan seberapa jauh siswa akan belajar
dari suatu kegiatan pembelajaran atau seberapa jauh menyerap informasi
yang disajikan kepada mereka. Siswa yang termotivasi untuk belajar
sesuatu akan menggunakan proses kognitif yang lebih tinggi dalam
mempelajari materi itu, sehingga siswa itu akan meyerap dan mengendapkan
materi itu dengan lebih baik. Tugas penting guru adalah merencanakan
bagaimana guru mendukung motivasi siswa (Nur, 2001 : 3). Untuk itu
sebagai seorang guru disamping menguasai materi, juga diharapkan dapat
menetapkan dan melaksanakan penyajian materi yang sesuai kemampuan dan
kesiapan anak, sehingga menghasilkan penguasaan materi yang optimal bagi
siswa.
Berdasarkan uraian tersebut di atas penulis mencoba menerapkan salah
satu metode pembelajaran, yaitu metode pembelajaran penemuan (discovery)
untuk mengungkapkan apakah dengan model penemuan (discovery) dapat
meningkatkan motivasi belajar dan prestasi belajar IPA. Penulis memilih
metode pembelaja.an ini mengkondisikan siswa untuk terbiasa menemukan,
mencari, mendikusikan sesuatu yang berkaitan dengan pengajaran.
(Siadari, 2001: 4). Dalam metode pembelajaran penemuan (discovery) siswa
iebih aktif dalam memecahkan untuk menemukan sedang guru berperan
sebagai pembimbing atau memberikan petunjuk cara memecahkan masalah itu.
Dari latar belakang tersebut di atas maka penulis dalam penelitian ini
mengambil judul " Meningkatkan Motivasi Dan Prestasi Belajar IPA dengan
Metode Pembelajaran Discovery Pada Siswa Kelas V Di SDN Pagak 04
Kecamatan Pagak Kabupaten Malang Tahun Pelajaran 2007/2008 ".
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar helakang di atas, maka dapat dirumuskan suatu masalah sebagai berikut:
- Bagaimanakah pengaruh metode pembelajaran discovery terhadap
motivasi belajar siswa mata pelajaran IPA pada siswa kelas V di SDN
Pagak 04 di Kecamatan Pagak Kabupaten Malang Tahun pelajaran 2007/2008?
- Bagaimanakah peningkatan prestasi belajar siswa dengan diterapkannya
pembelajaran discovery mata pelajaran IPA pada siswa kelas V di SDN
Pagak 04 di Kecamatan Pagak Kabupaten Malang Tahun pelajaran 2007/2008?
C. Tujuan Penelitian Contoh Proposal PTK
Sesuai dengan permasalahan di atas, penelitian ini bertujuan untuk:
- Ingin mengetahui pengaruh motivasi belajar siswa setelah diterapkan
pembelajaran discovery mata pelajaran IPA pada siswa kelas V di SDN
Pagak 04 Kecamatan Pagak Kabupaten Malang Tahun pelajaran 2007/2008.
- Ingin mengetahui peningkatan prestasi belajar siswa setelah
diterapkannya pembelajaran discovery mata pelajaran IPA pada siswa kelas
V di SDN Pagak 04 Kecamatan Pagak Kabupaten Malang Tahun pelajaran
2007/2008.
D. Manfaat Penelitian
Penulis mergharapkan dengan hasil penelitian ini dapat bermanfaat bagi :
1. Guru
Memberikan informasi tentang metode pembelajaran yang sesuai dengan materi IPA.
2. Siswa
Meningkatkan motivasi dan prestasi pada mata pelajaran-pelajaran IPA
3. Sekolah
Memberikan masukan bagi sekolah sebagai pedoman untuk mengambil kebijakan di sekolah tersebut.
E. HipotesisTindakan
Hipotesis tindakan dalam penelitian tindakan adalah sebagai berikut:
- Penerapan pembelajaran disvovery dapat meningkatkan motivasi belajar
mata pelajaran IPA pada siswa kelas V di SDN Pagak 04 di Kecamatan
Pagak Kabupaten Malang Tahun pelajaran 2007/2008.
- Penerapan pembelajaran discovery dapat meningkatkan prestasi belajar
siswa mata pelajaran IPA pada siswa kelas V di SDN Pagak 04 di
Kecamatan Pagak Kabupaten Malang Tahun pelajaran 2007/2008
F. Ruang Lingkup Penelitian
Ruang lingkup dalam penelitian tindakan kelas ini adalah sebagai berikut:
- Permasalahan dalam penelitian tindakan kelas ini adalah masalah peningkatan motivasi dan prestasi belajar siswa.
- Penelitian tindakan kelas ini dikenakan pada siswa kelas V
- Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan di SDN Pagak 04 Kecamatan Pagak Kabupaten Malang.
- Dalam penelitian ini dilaksanakan pada semester I tahun pelajaran 2007/2008.
- Penelitian tindakan kelas ini dibatasi pada kompetensi dasar
menyimpulkan hasil penyelidikan tentang perubahan sifat benda, baik
sementara maupun tetap.
G. Definisi Operasional
Variabel Agar tidak terjadi salah persepsi terhadap judul penelitian ini, maka perlu didefinisikan hal-hal sebagai berikut:
1. Metode pembelajaran penemuan (discovery) adalah :
Suatu cara mengajar yang melibatkan siswa dalam proses kegiatan mental
melalui tukar pendapat, dengan diskusi, seminar, membaca sendiri dan
mencoba sendiri. Agar anak dapat belaiar sendiri
2. Motivasi belajar adalah:
Suatu proses untuk menggiatkan motif-motif menjadi perbuatan atau
tingkah laku untuk memenuhi kebutuhan dan mencapai tujuan, atau keadaan
dan kesiapan dalam diri individu yang mendorong tingkah. lakunya untuk
berbuat sesuatu dalam mencapai tujuan tertentu.
3. Prestasi belajar adalah:
Hasil belajar yang dinyatakan dalam bentuk nilai atau dalam bentuk skor, setelah siswa mengikuti pelajaran.
H. Kajian Pustaka
a. Metode Pembelajaran Penemuan (Discovery) Contoh Proposal PTK
Teknik penemuan adalah terjemahan dari discovery. Menurut Sund discovery
adalah proses mental dimana siswa mampu mengasimilasikan sesuatu konsep
atau prinsip. Yang dimaksudkan dengan proses mental tersebut antara
lain ialah: mengamati, mencerna, mengerti, menggolong-golongkan, manbuat
dugaan, menjelaskan, mengukur membuat kesimpulan dan sebainya. Suatu
konsep misalnya: segi tiga, pans, demokrasi dan sebagainya, sedang yang
dimaksud dengan prisnsip antara lain ialah: logam apabila dipanaskan
akan mengembang. Dalam teknik ini siswa dibiarkan menemukan sendiri
atau mengalami proses mental itu sendiri, guru hanya membimbing dan
memberikan instruksi.
Dr. J. Richard dan asistennya mencoba self-learning siswa (belajar
sendiri) itu, sehingga situasi belajar mengajar berpindah dari situasi
teacher learning menjadi situasi student dominated learning. Dengan
menggunakan discovery learning, ialah suatu cara meng~ajar yang
melibatkan siswa dalam proses kegiatan mental melalui tukar pendapat,
dengan diskusi, seminar, membaca sendiri dan mencoba sendiri. Agar anak
dapat belajar sendiri.
Penggunaan teknik discovery ini guru berusaha meningkatkan aktivitas
siswa dalam proses belajar mengajar. Maka teknik ini memiliki keuntungan
sebagai berikut:
- Teknik ini mampu membantu siswa untuk mengembangkan, memperbanyak
kesiapan, serta penguasaan keterampilan dalam proses kognitif/pengenalan
siswa.
- Siswa memperoleh pengetahuan yang bersifat sangat pribadi individual
sehingga dapat kokoh/mendalam tertinggal dalam jiwa siswa tersebut.
Dapat membangkitkan kegairahan belajar mengajar para siswa.
- Teknik ini mampu memberikan kesempatan kepada siswa untuk berkembang dan maju sesuai dengankernampuannya masing-masing.
- Mampu mengarahkan cara siswa belajar, sehingga lebih memiliki motivasi yang kuat untuk belajar lebih giat.
- Membantu siswa untuk memperkuat dan menambah kepercayaan pada diri sendiri dengan proses penemuan sendiri.
Strategi itu berpusat pada siswa tidak pada guru. Guru hanya sebagai teman belajar saja, membantu bila diperlukan.
Walalupun demikian baiknya teknik ini toh masih ada pula kelemahan yang perlu diperhatikan ialah:
- Pada siswa harus ada kesiapan dan kematangan mental untuk cara
belajar ini. Siswa harus berani dan berkeinginan untuk mengetahui
keadaan sekitarnya dengan baik.
- Bila kelas terlalu besar penggunaan teknik ini akan kurang berhasil.
- Bagi guru dan siswa yang sudah biasa dengan perencaan dan pengajaran
tradisional mungkin akan sangat kecewa bila diganti dengan teknik
penemuan.
- Dengan teknik ini ada yang berpendapat bahwa proses mental ini ada
yang berpendapat bahwa proses mental ini terlalu mementingkan proses
pengertian saja, kurang memperhatikan perkembangan/pembentukan sikap dan
keterampilan bagi siswa.
- Teknik ini mungkin tidak memberikan kesempatan untuk berpikir secara kreatif.
b Motivasi Belajar Contoh Proposal PTK
Pengertian Motivasi
Motivasi adalah daya dalarn diri seseorang yang mendorongnya untuk
melakukan sesuatu, atau keadaan seseorang atau organisme yang
menyebabkan-kesiapan kesiapannya untuk memulai serangkaian tingkah laku
atau perbuatan. Sedangkan motivasi adalah suatu proses untuk menggiatkan
motif-motif menjadi perbuatan atau tingkah laku untuk memenuhi
kebutuhan dan mencapai tujuan, atau keadaan dan kesiapan dalam diri
individu yang mendorong tingkah lakunya untuk berbuat sesuatu dalam
mencapai tujuan tertentu (Usman, 2000: 28).
Sedangkan menurut Djamarah (2002: 114) motivasi adalah suatu pendorong
yang rnengubah energi dalam diri seseorang kedalam bentuk aktivitas
nyata untuk mencapai tujuan tertentu. :Dalam proses belajar, motivasi
sangat diperlukan sebab seseorang yang tidak mempunyai motivasi dalam
belajar tidak akan mungkin melakukan aktivitas belajar. Hal ini sesuai
dengan yang diungkapkan oleh Nur (2001: 3) bahwa siswa yang termotivasi
dalam belajar sesuatu akan menggunakan proses kognitif yang lebih tinggi
dalam mempelajari materi itu, sehingga siswa itu akan menyerap dan
mengendapkan materi itu dengan lebih baik.
Jadi motivasi adalah suatu kondisi yang mendorong seseorang untuk berbuat sesuatu dalam mencapai tujuan tertentu.
Macam-macam Motivasi
Menurut jenisnya motivasi dibedakan menjadi dua, yaitu:
1. Motivasi Intrinsik
Jenis motivasi ini timbul sebagai akibat dari dalam individu, apakah
karena adanya ajakan, suruhan, atau paksaan dari orang lain sehingga
dengan kondisi yang demikian akhirnya ia mau melakukan sesuatu atau
belajar (Usman, 2000: 29).
Sedangkan menurut Djamarah (2002: 115), motivasi instrinsik adalah
motif-motif yang menjadi aktif atau berfungsinya tidak perlu dirangsang
dari luar, karena dalam setiap diri individu sudah ada dorongan untuk
melakukan sesuatu.
Menurut Winata (dalam Erriniati, 1994: ]05) ada beberapa strategi dalam
mengaiar untuk membangun motivasi intrins.k. Strategi tersebut adalah
sebagai berikut:
- Mengaitkan tujuan belajar dengan tujuan siswa.
- Memberikan kebebasan dalam memperluas materi pelajaran sebatas yang pokok.
- Memberikan banyak waktu ekstra bagi siswa untuk mengerjakan tugas dan memanfaatkan surnber belajar di sekolah.
- Sesekali memberikan penghargaan pada siswa atas pekerjaannya.
- Meminta siswa untuk menjeiaskan hasil pekerjaannya.
Dari uraian diatas dapat disimpulkan bahwa motivasi instrinsik adalah
motivasi yang timbul dari dalam individu yang berfungsinya tidak perlu
dirangsang dari luar. Seseorang yang merniliki motivasi intrinsik dalam
darinya maka secara sadar akan melakukan suatu kegiatan yang tidak
memerlukan motivasi dari luar dirinya.
2. Motivasi Ekstrinsik
Jenis motivasi ini timbul sebagai akibat pengaruh dari luar individu,
apakah karena adanya ajakan, suruhan, atau paksaan dari orang lain
sehingga dengan kondisi yang demikian akhirnya ia mau melakukan sesuatu
atau belajar. Misalnya seseorang mau belajar karena ia disuruh oleh
orang tuanya agar mendapat peringkat pertama di kelasnya (Usman, 2000:
29).
Sedangkan menurut Djamarah (2002: 117), motivasi ekstrinsik adalah
kebalikan dari motivasi intrinsik. Motivasi ekstrinsik adalah
motif-motif yang aktif dan berfungsi karena adanya perangsang dari luar.
Beberapa cara membangkitkan motivasi ekstrinsik dalam menumbuhkan motivasi instrinsik antata lain:
- Kompetisi (persaingan): guru berusaha menciptakan persaingan di
antara siswanya untuk meningkatkan prestasi belajarnya, berusaha
memperbaiki hasil prestasi yang telah dicapai sebelumnya dan mengatasi
prestasi orang lain.
- Pace Making (membuat tujuan sementara atu dekat): Pada awal kegiatan
belajar mengajar guru, hendaknya terlebih dahulu menyampaikan kepada
siswa TPK yang akan dicapai sehingga dengan demikian siswa berusaha
untuk mencapai TPK tersebut.
- Tujuan yang jelas: Motif mendorong individu untuk mencapai tujuan.
Makin jelas tujuan, makin besar ni]ai tujuan bagi individu yang
bersangkutan dan makin besar pula motivasi dalam melakuakan sesuatu
perbuatan.
- Kesempurnaan untuk sukses: Kesuksesan dapat menimbulkan rasa puas,
kesenangan dan kepercayaan terhadap diri sendiri, sedangkan kegagalan
akan membawa efek yang sebaliknya. Dengan demikian, guru hendaknya
banyak memberikan kesempatan kepada anak untuk meraih sukses dengan
usaha mandiri, tentu saja dengan bimbingan guru.
- Minat yang besar: Motif akan timbul jika individu memiliki minat yang besar.
- Mengadakan penilaian atau tes. Pada umumnya semua siswa mau belajar
dengan tujuan memperoleh nilai yang baik. Hal ini terbukti dalam
kenyataan bawa banyak siswa yang tidak belajar bila tidak ada ulangan.
Akan tetapi, bila guru mengatakan bahwa lusa akan diadakan ulangan
lisan, barulah siswa giat belajar dengan menghafal agar ia mendapat
nilai yang baik. Jadi, angka atau nilai itu merupakan motivasi yang kuat
bagi siswa.
Dari uraian di atas diketahui bahwa motivsi ekstrinsik adalah motivasi
yang timbul dari luar individu yang berfungsinya karena adanya
perangsang dari luar, misalnya adanya persaingan, untuk mencapai nilai
yang tinggi, dan lain sebagainya.
c. Prestasi Belajar IPA
Belajar dapat membawa suatu perubahan pada individu yang belajar.
Perubahan ini merupakan pengalaman tingkah laku dari yang kurang baik
menjadi lebih baik. Pengalaman dalam belajar merupakan pengalaman yang
dituju pada hasil yang akan dicapai siswa dalam proses belajar di
sekolah. Menurut Poerwodarminto (1991: 768), prestasi belajar adalah
hasil yang dicapai (dilakukan, dekerjakan), dalam hal ini prestasi
belajar merupakan hasil pekerjaan, hasil penciptaan oleh seseorang yang
diperoleh dengan ketelitian kerja serta perjuangan yang membutuhkan
pikiran. Contoh Proposal PTK
Berdasarkan uraian diatas dapat dikatakan bahwa prestasi belajar yang
dicapai oleh siswa dengan melibatkan seluruh potensi yang dimilikinya
setelah siswa itu melakukan kegiatan belajar. Pencapaian hasil belajar
tersebut dapat diketahui dengan mengadakan penilaian tes hasil belajar.
Penilaian diadakan untuk rnengetahui sejauh mana siswa telah berhasil
mengikuti pelajaran yang diberikan oleh guru. Di samping itu guru dapat
mengetahui sejauh mana keberhasilan guru dalam proses belajar mengajar
di sekolah.
Sejalan dengan prestasi belajar, maka dapat diartikan bahwa prestasi
belajar IPA adalah nilai yang dipreoleh siswa setelah melibatkan secara
langsung/aktif seluruh potensi yang dimilikinya baik aspek kognitif
(pengetahuan), afektif (sikap) dan psikomotor (keterampilan) dalam
proses belajar mengajar IPA.
d. Hubungan Motivasi dan Prestasi Belajar Terhadap Metode Pembelajaran Penemuan (Discovery)
Motivasi adalah suatu kondisi yang mendorong seseorang untuk berbuat
sesuatu dalam mencapai tujuan tertetntu. Siswa yang termotivasi untuk
belajar sesuatu akan menggunakan proses kognitif yang lebih tinggi dalam
mempelajari materi itu, sehingga siswa itu akan menyerap dan
mengendapkan materi itu dengan lebih baik (Nur, 2001: 3). Sedangkan
prestasi belajar adalah hasil yang dicapai oleh siswa dengan melibatkan
seluruh pctensi yang dimilikinya setelah siswa itu melakukan kegiatan
belajar.
Sedangkan metode pembelajaran penemuan (discovery) adalah suatu metode
pembelajaran yarg memberikan kesempatan dan menuntut siswa terlibat
secara aktif di dalam mencapai tujuan pembelajaran dengan menberikan
informasi singkat (Siadari, 2001: 7). Pengetahuan yang diperoleh dengan
belajar penemuan (discovery) akan bertahan lama, mempunyai efek transfer
yang lebih baik dan meningkatkan siswa dan kemampuan berfikir secara
bebas. Secara umum belajar penemuan (discovery) ini melatih keterampilan
kognitif untuk menemukan dan memecahkan masalah tanpa pertolongan orang
lain. Selain itu, belajar penemuan membangkitkan keingintahuan siswa,
memberi motivasi untuk bekerja sampai menemukan jawaban (Syafi'udin,
2002: 19).
Dari uraian tersebut di atas dapat disimpulkan bahwa dengan adanya
motivasi dalam pembelajaran model penemuan (discovery) tersebut maka
hasil-hasil belajar akan menjadi optimal. Makin tepat motivasi yang
diberikan, akan makin berhasil pula pelajaran itu. Dengan motivasi yang
tinggi maka intensitas usaha belajar siswa akan tinggi pula. Jadi
motivasi akan senantiasa menentukan intesitas usaha belajar siswa. Hasil
ini akan dapat meningkatkan prestasi belajar siswa.
I. Metode Penelitian
a. Jenis Penelitianti
Jenis penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas(PTK) yang bersifat
reflektif, partisipatif, kolaboratif, dan spiral, bertujuan untuk
melakukan perbaikan –perbaikan terhadap sistim, cara kerja, proses, isi,
dan kompetensi atau situasi pembelajaran. PTK yaitu suatu kegaitan
menguji cobakan suatu id eke dalam praktik atau situasi nyata dalam
harapan kegiatan tersebut mampu memperbaiki dan meningkatkan kualitas
proses belajar mengajar ( Riyanto, 2001)
b. Kehadiran Peneliti
Pada penelitian ini, peneliti sebagai guru dan merencanakan kegiatan berikut :
- Menyusun angket untuk pembelajaran dan menyusun rencana program pembelajaran
- Mengumpulkan data dengan cara mengamati kegiatan pembelajaran dan
wawancara untuk mengetahui proses pembelajaran yangdilakukan oleh guru
kelas
- Melaksanakan rencana program pembelajaran yang telah dibuat
- Melaporkan hasil penelitian
c. Lokasi Penelitian
Penelitian dilaksanakan di…….
d. Data dan sumber
- Data dalam penelitian ini adalah kemampuan berfikir siswa yang
diperoleh dengan mengamati munculnya pertanyaan dan jawaban yang muncul
selama diskusi berlangsung dan diklasifikasikan menjadi C1 – C 6. Data
untuk hasil penelian diperoleh berdasarkan nilai ulangan harian (test).
- Sumber data penelitian adalah siswa kelas……. Sebagai obyek penelitian
e. Prosedur pengumpulan data
Pengumpulan data pada penelitian ini dilakukan dengan menggunakan teknik sebagai berikut :
1. Wawancara
Wawancara awal dilakukan pada guru dan siswa untuk menentukan tindakan. Wawancara dilakukan untuk mengetahui kondisi awal siswa
2. Angket
Angket merupakan data penunjang yang digunakan untuk mengumpulkan
informasi terkait dengan respon atau tanggapan siswa terhadap penerapan
pembelajaran kooperatif
3. Observasi
Observasi dilaksanakan untuk memperoleh data kemampuan berpikir siswa
yang terdiri dari beberapa deskriptor yang ada selama pembelajaran
berlangsung. Observasi ini dilakukan dengan menggunakan lembar observasi
yang telah disusun. Obsevasi dilakukan oleh 3 orang observer.
4. Test
Test dilaksanakan setiap akhir siklus, hal ini dimaksudkan untuk
mengukur hasil yang diperoleh siswa setelah pemberian tindakan. Test
tersebut berbentuk multiple choise agar banyak materi tercakup
5. Catatan lapangan
Catatan lapangan digunakan sebagai pelengkap data penelitian sehingga
diharapkan semua data yang tidak termasuk dalam observasi dapat
dikumpulkan pada penelitian ini
f. Analisis data
1. Kemampuan Berfikir
Kualitas pertanyaan dan jawaban siswa dianalisis dengan rubric. Kemudian
untuk mengetahui peningkatan skor kemampuan berfikir, pertanyaan dan
janwaban yang telah dinilai dengan rubric pada siklus I dibandingkan
dengan pertanyaan dan jawaban yang telah dinilai dengan rubric pada
siklus II.
Rumus untuk mencari skor klasikal kemampuan bertanya siswa
Keterangan:
Skor riil : skor total yang diperoleh siswa
Skor maksimal : Skor total yang seharusnya diperoleh siswa
4 : Skor maksimal dari tiap jawaban( pedoman penskoran lihat lampiran )
2. Hasil Belajar
Hasil belajar pada aspek kognetif dari hasil test dianalisis dengan
teknik analisis evaluasi untuk mengetahui ketuntasan belajar siswa.
Caranya adalah dengan menganalisis hasil test formatif dengan
menggunakan criteria ketuntasan belajar. Secam Aswirara individu, siswa
dianggap telah belajar tuntas apabila daya serapnya mencapai 65 %,
Secara kelompok dainggap tuntas jika telah belajar apabila mencapai 85 %
dari jumlah siswa yang mencapai daya serap minimal 65 % (Dedikbud 2000
dalam Aswirda 2007)
g. Tahap-tahap penelitian Contoh Proposal PTK
Berdasarkan observasi awal yang dilakukan proses pembelajaran yang
dilakukan adalah model pembelajaran kooperatif……… Penelitian ini akan
dilaksanakan dalam 2 siklus . Setiap siklus tediri dari perencanaan,
tindakan, penerapan tindakan, observasi, refleksi.
Siklus I
1. Perencanaan
Sebelum melaksanakan tindakan maka perlu tindakan persiapan. Kegiatan pada tahap ini adalah :
- Penyusunan RPP dengan model pembelajaran yang direncanakan dalam PTK.
- Penyusunan lembar masalah/lembar kerja siswa sesuai dengan indikator pembelajaran yang ingin dicapai
- Membuat soal test yang akan diadakan untuk mengetahui hasil pemebelajaran siswa.
- Membentuk kelompok yang bersifat heterogen baik dari segi kemampuan akademis, jenis kelamin,maupun etnis.
- Memberikan penjelasan pada siswa mengenai teknik pelaksanaan model pembelajaran yang akan dilaksanakan
2. Pelaksanaan Tindakan
- Melaksanakan kegiatan sesuai dengan rencana pembelajaran yang telah
dibuat. Dalam pelaksanaan penelitian guru menjadi fasilitator selama
pembelajaran, siswa dibimbing untuk belajar IPA secara kooperatif
learning dengan model……Adapun langkah – langkah yang dilakukan
adalah(sesuaikan dengan scenario pembelajaran)
- Kegiatan penutup
Di akhir pelaksanaan pembelajaran pada tiap siklus, guru memberikan test
secara tertulis untuk mengevalausi hasil belajar siswa selama proses
pembelajaran berlangsung.
3. Observasi
Pengamatan dilakukan selama proses proses pembelajaran berlangsung dan
hendaknya pengamat melakukan kolaborasi dalam pelaksanaannya.
4. Refleksi
Pada tahap ini dilakukan analisis data yang telah diperoleh. Hasil
analisis data yang telah ada dipergunakan untuk melakukan evaluasi
terhadap proses dan hasil yang ingin dicapai.
Refleksi daimaksudkan sebagai upaya untuk mengkaji apa yang telah atau
belum terjadi, apa yang dihasilkan,kenapa hal itu terjadi dan apa yang
perlu dilakukan selanjutnya. Hasil refleksi digunakan untuk menetapkan
langkah selanjutnya dalam upaya unttuk menghasilkan perbaikan pada
siklus II
Silus II
Kegiatan pada siklus dua pada dasarnya sama dengan pada siklus I hanya
saja perencanaan kegiatan mendasarkan pada hasil refleksi pada siklus I
sehingga lebih mengarah pada perbaikan pada pelaksanaan siklus I.
DAFTAR RUJUKAN Contoh Proposal PTK
Departemen Pendidikan Dan Kebudayaan. 1990. Kamus Besar Bahasa Indonesia.
Jakarta: Balai Pustaka
Dimyati dan Mujiono. 2002. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Rineka Cipta
Sumber : Sarjanaku.com